Tuesday, October 5, 2010

HMI Jogja Harus Jihad

JOGJA
-Ditengah kemelut peperangan terorisme di indonesia yang tak segan-segan membunuh yang dianggap lawannya. Demikian perlawanan serangan balik pun digencarkan. Namun perang melawan koruptor tidak boleh dilupakan. Karena sejatinya, koruptor lebih kejam daripada teroris. demikian diungkapkan oleh mantan ketua umum PB HMI 1974-1976, Chumaidi Syarif Romas dalam acara halal bihalal dan temu kader HMI cabang Jogjakarta di Aula I Balai Kota Jogja, Minggu (3/10) kemarin.

“Teroris, secara sosiologis adalah semua orang yang membunuh dengan kekerasan. Demikian dengan koruptor, ia telah membuat jutaan rakyat menderita dengan cara yang halus. Jadi, teroris masih lebih rendah derajatnya dibanding koruptor,” ujarnya.Dalam keempatan yang juga dihadiri oleh Nyi Lafran Pane (istri Lafran pane), para alum ni yang sudah menjadi dosen di seluruh universitas di Jogja, ketua paguyuban Malioboro serta jajaran pengurus Badko Jateng-DIY.


Chumaidi berpesan, HMI Jogja harus berjihad dengan cara memerangi koruptor dan memperjuangkan ketidak adilan di negeri ini. “Kalo HMI terus diam dan acuh terhadap kedholiman, maka itu sudah tidak peduli lagi pada rakyat. kalo sudah begitu, bubarkan saja HMI,” sindirnyanya dengan nada keras.
Dilanjutkannya, tantangan HMI saat ini ialah, ditengah maraknya koruptor, kader HMI selalu mengedepankan kepentingan pribadi. “Kader HMi sekarang lebih menumpuk-numpuk uang demi jabatan ketua umum,” kata guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

Halal bihalal yang dihadiri ratusan kader HMI se-cabang Yogyakarta itu pun sekaligus dijadikan renungan dan muhasabah untuk mengembalikan tujuan HMI dan membersihkan jiwa pada perjuangan sesungguhnya, `Inna Sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin`(Sesungguhnya sholatku, perjuanganku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah)`. “Jadilah pejuang yang sesungguhnya,” pesan Nyi Lapran Fane.  

  

No comments:

Post a Comment

Teriakasih telah berkunjung